Tampilkan postingan dengan label cerita dari pojok asrama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerita dari pojok asrama. Tampilkan semua postingan

Minggu, 25 Mei 2008

hang on sweetheart ;)

H: teh, gimana caranya bisa terhindar dari kantuk, aku ada ujian nih..
G: hm.. (aku juga banyak tidur, perasaan..), minum kopi aja, gmn? tapi jangan sering-sering.. (yang ini hampir tiap malam, setelah libur seminggu).
H: udah.. g ngaruh..
G: aku tau.. saat kamu ngantuk, tanya pada diri sendiri, 'kenapa saya harus bangun?'

hang on sweetheart, hang on..

motivasi yang muncul dari perundingan panjang dengan seseorang bernama 'aku' (walaupun berunding itu melibatkan orang kedua atau lebih..) akan memperkuat saat gundah melanda, melahirkan ketetapan hati. tekad yang super kuat ini (dengan bantuan 'the invisible hand' tentunya) mampu merealisasikan mimpi-mimpi, karena feelingnya sudah terasah untuk menjodohkan peluang dan kemampuan menangkapnya.

~untuk keluarga dan keilmuan~

silaturahim untuk melunakkan hati

'ngetik paper topik, ah..', begitu pikirku setelah shalat ashar berjamaah dengan teman-teman asrama putri. cuma jadi pikiran tapi, karena sms reminder dari akh abdur datang. sore ini ada agenda silaturahim asrama ke ibu-ibu dan bapak-bapak yang tinggal di RW kami (asrama salman). pukul 16.15 WIB ditunggu di saung salman, kami (julian, abdur, opoy, dan aku) berangkat bersama. hm..

ini kali pertama aku berkunjung, subhanallah.. banyak hikmah yang kudapat, tentang syukur terutama.

buah tangannya benar-benar buah lho (julian dan abdur yang belanja): pisang, apel, dan melon. keluarga yang kami kunjungi berada pada state ekonomi lemah, menengah ke bawah. rumah dua tingkat mereka yang berukuran 2x3 meter berada tepat di belakang gereja yang letaknya di samping jembatan layang. dinding semennya hanya sebatas dengkul, sisanya triplek saja. ventilasi udara jelas kurang, karena hanya ada satu jendela dan pintu. di salah satu rumah yang kami kunjungi terlihat pemusatan kegiatan di lantai satu: makan, ruang keluarga, dan tempat tidur (ada kasur lipat soalnya). ragam pekerjaan bapak-bapak disana adalah pedagang, penjaga keamanan dan kebersihan, atau bagian delivery. gaji yang kata mereka pas-pasan itu diatur sedemikian sehingga mencukupi kehidupan satu keluarga. subhanallah, survive sekali mereka..

aku yang akhir-akhir ini banyak mengeluh tak banyak bicara saat dihadapkan pada kondisi 'ketidakmampuan'. syukurlah yang senantiasa melintas di pikiran. beristighfar atas lemahnya diri. padahal nikmat-Nya kurasakan setiap detik.

terlupa untuk mengingat siapa pemberi nikmat itu..
terlupa untuk mengucap hamdalah..
terlupa untuk beramal..
terlupa untuk mengoptimalkan diri berdasar pemberian nikmat..

yup, aku terlupa melakukan bentuk-bentuk syukur nikmat. padahal Allah telah menjanjikan pelipatgandaan nikmat, ampunan, keridhaan, dan terhindar dari adzabnya. namun yang terpenting melaksanakan perintah-Nya untuk bersyukur, astaghfirullah.

silaturahmi kali ini..
alhamdulillah..

btw, nampaknya BLT benar-benar berfungsi untuk 'menutup mulut' rakyat kecil. seperti seorang babysitter yang memberikan antimo agar balita yang mereka jaga tidak rewel (mudah-mudahan analogi yang tidak pernah terjadi). salah satu bentuk ketidakdewasaan sesaat atas kepanikan (menejemen panik tea meureun??). balita itu akan terbangun suatu saat nanti, pun juga rakyat kecil. c'mon.. mereka butuh kail, bung!!

pertama kali

bu'du-dani-aku-c'len-opoy-myuth

bu'du udah mirip pegawai kesehatan dadakan aja.. buka praktek di kamar salah seorang binaannya. ngobatin sakit mata anak-anak. serem bgt pas nyampe giliranku. rasanya mau mundur aja..
apa pasal? sakit tampaknya.. tapi selalu ada pertama kali kan?? dan benar ternyata, mata terasa panas sekali (nama obatnya g kuingat, sengaja). tapi setelah itu.. mata seger bgt, siap begadang nih!! heuheu.

jadi ingat peribahasa: bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.

untuk kali pertama pengobatan mata ini, aku trauma.

Jumat, 16 Mei 2008

obsesiku

teh euis akhirnya melahirkan hari sabtu pekan lalu. setelah menunggu 10 hari dari jadwal kelahiran menurut usia kandungan. kata mamanya gHina wajar, karena anak pertama, jadi belum ada jalan keluarnya. ok..

barakallah ya teh!!

saat aku jenguk sore harinya, teh euis masih tampak berbaring lemah. beliau melahirkan bayi pertamanya di sesar (lupa nulisnya kaya apa, heuheu). oh my Rabb.. bukannya takut, aku malah makin terobsesi sama kehamilan. memang, denger cerita teh euis jadi aga-aga ngerenyit tapi..

jadi teringat, waktu itu pernah se-angkot sama dua akhwat yang sedang hamil muda. aku curi denger pembicaraan mereka (heuheu, maaf ya). lucu banget deh, ngebayangin susahnya cari posisi tidur yang enak karena terhalang perut yang membesar. belum lagi serunya ngidam (ntar aku susahin misua ah..), minta yang macem-macem, ngetes sebesar apa dia mau berkorban.

sabar ya, nak.. planning bunda untuk menggendongmu masih lama (tapi waktu itu kan relatif, heuheu)

udah ah, kasian galih nungguin dari tadi.

Kamis, 15 Mei 2008

learn to love

tiba-tiba teringat kata-kata bang jalal, "...; dengan ilmu, cinta bisa tumbuh. pernahkah kebodohan menempatkan manusia dia atas tahta seperti ini?"

aku lagi belajar untuk mencintai nih, bukan sedang jatuh cinta.

bener deh, aku lagi belajar mencintai. karena jatuh cinta memberikan tendensi bahwa cinta itu sesuatu yang tidak diinginkan dan karena keterpaksaan. jatuh gitu lho ;)

aku belajar mencintai dengan sederhana, belajar mencintaimu TA..

kebahagiaanmu adalah harapanku, kurasa kita sangat sesuai dan saling cocok. bertahanlah untuk menerima cintaku, akad yang telah terikrar atas nama kebaikan di atas KSM. tunggu aku di sabuga, sayang..
insyaAllah..

btw, tips membeli bunga mawar: pilih bunga yang masih kuncup dan kelopaknya tebal, lebih long lasting ternyata (based on experience, melihat waktu hidup dari 3 jenis mawar di kamar).

kuliah terakhir ;)

alhamdulillah..

hari ini adalah hari terakhir kuliah menurut kalender akademik itb. tapi menurut kalender akademikku, hari terakhir kuliah (bedakan dengan kegiatan akademik lainnya ya, kuliah = berada di kelas bersama teman-teman dan dosen) adalah rabu kemarin. kerennya, kuliah hari rabu itu adalah penutup yang baik. kenapa baik? kuliah terakhir kemarin ditutup oleh presentasi dari bu chika, mahasiswi s3 STEI. beliau menjelaskan tentang aplikasi dari materi matakuliah topik dalam matematika aljabar yang selama ini kulalui bersama teman-teman tersayang, really guys!! ;).

percaya-lah kawan, kuliah itu sangat membuka mataku (calon mathematician sukses -amiin- yang belum banyak tahu aplikasi ilmunya). beliau menjelaskan tentang aplikasi ECC (Elliptic Curve Cryptography) dan keunggulannya dibandingkan dengan tools secret sharing lainnya semacam RSA. jadi, ECC ini bisa dipakai untuk sistem keamanan (berbagi rahasia). contohnya e-mail, semua orang bisa tahu alamat e-mail kita tapi belum tentu bisa menebak passwordnya kan? nah alamat e-mail adalah kunci publik sedangkan passwordnya adalah kunci milik pribadi. sampai sekarang, hacker masih kesulitan mencari crack bila kita memilih kunci menggunakan ECC dan waktu yang dibutuhkan untuk men-encode kunci lebih efisien dibanding RSA (RSA itu singkatan apa ya.. lupa!).

yang lebih keren lagi, kami hanya mempelajari the theory of algebraic number di matakuliah topik dalam aljabar II (sering bikin geleng-geleng kepala di kelas dan sedikit stress karena kecepatan mengajar bu intan sering tak dapat ku kejar). sedangkan ECC ini, gabungan materi dari matakuliah koding dan topik dalam matematika diskrit II. wah, matematika banget ternyata!!

berkali-kali bu chika memuji kehebatan matematika saat memberi kuliah kemarin;)

jadi tambah semangat untuk terus belajar-belajar-belajar dan belajar..

ups, mesti ngerjain tugas dari bu intan bersama teman-temanku. dari 8 soal baru selesai 4 soal, 3 soal lainnya udah ada hint, tinggal no 5 aja yang masih blank (dan dia beranak cucu..).

ganjar ma rito dimana ya?

oia, sebenarnya ada yang masih tak kumengerti dari elliptic curve ini. pendefinisian penjumlahan yang jadi satu algoritma panjang sendiri, dan titik nolnya. menurut definisi, titik nolnya itu adalah 'point of infinity' yang terletak di bidang proyeksi (menuntut kesempurnaan sekali). namun, hasil penjumlahan P+P = 0 juga (P itu titik yang berpotongan dengan sumbu x). hm..

Senin, 12 Mei 2008

ikan asinnya bau!!

mungkin seharusnya aku cuci tangan pake kopi, heuheu..

myuth bawa oleh-oleh ikan asin dari pangandaran. ikan asin itu (yang bentuk awalnya aku g tau? da g liat, heuheu) oleh bu'du n lili dimasak balado, sumpah enak lho!! perpaduan rasa yang pas, antara asin dan pedas (bedalah sama aspal dikasih garem trus direndos ;P). tapi efek setelah makannya itu yang aku g tahan, duh baunya.. mana masih harus ke kampus lagi, mau ngumpulin tugas ttki, rekap nilai buat pak djoko (banyak yang bilang beliau dosen paling ganteng se-math), ngerjain ks dis+topik aljabar, terus bablas ngajar..

saking paniknya, aku langsung sibuk nyari permen atau apapun yang baunya aga kuat, demi hilangnya bau amis ini.. tapi malang, kaga nemu uy! akhirnya buka2 lemari, alhamdulillah masih ada persediaan good day di sana (mesti beli lagi sore ini, good day sachet terakhir nih!). si grott udah komen2 aja ngeliat aku lebih milih bau kopi daripada bau ikan asin, 'pilih buah aja napa?? blablabla..', tajam amat sih..

emang sih.. mas kris udah sering ngingetin aku untuk kurangi mengkonsumsi kopi, 'ntar saraf simpatisnya terus2an di genjot lho, kasian kan??' katanya. tapi bagaimana lagi, tiap nyium bau kopi aku langsung semangat. mirip efek serotonin campur endorfin kali ya, heuheu kecanduan tampaknya.

abis dzuhur berjamaah bareng grott, aku cabut ke kampus. menunaikan tugas2 hari ini. bismillah..

(di tengah jalan..)
ups, tampaknya aku memang harus cuci tangan pake kopi, morning fresh dari cusson g mampu ngilangin amis dari ikan asin yang ku makan tadi siang..

hm..

selingan ne-a di tengah malam

minggu yang luar biasa!! setelah merampok perpustakaan asrama dan pameran buku Islam di braga, aku mulai tenggelam dalam bacaan. tak ayal, bersainglah TA dan tugas kuliah dengan 10 bacaan std ikhwah. namun tetap berusaha menyeimbangkan target naik cetak TA pekan depan, iA.

karena tempat biasa mangkal di lokir gHina, aku buka lapak baru di lantai dua. kami tetap berkomunikasi seperti biasa. membincang hal yang tidak esensi tapi sarat pembahasan dan butuh analisis tajam, ditemani segelas susu atau kopi dan camilan masing-masing.

buku-buku itu.. awalnya untuk mengobati kebosanan, tapi informasi yang masuk terlalu beragam. mulai dari rahasia alam semesta, buku kejahatan logika, tema-tema dakwah, keakhwatan, sampai pencarian cinta sufistik yang bahasanya 'mbeling'. mirip kompie asrama yang dipasang Matlab 7 kali ya, bisa gila nungguin programnya running!! karena keterbatasan jumlah pembatas buku, mulailah sok kreatif (atau malas berpindah posisi? beda tipis lah..) mengoptimalkan barang2 di sekitar. strip obat migrain, sobekan nota bekas belanja, kotretan, sampai kelopak bunga pemberian z hari minggu lalu, semua jadi korban dihimpit halaman terakhir bekas kubaca. btw, bunganya masih harum tapi mulai rontok.. mungkin butuh neril untuk mencegah boldness.

asik juga ternyata, berlelah-lelah dalam perjuangan.

lanjut ne-a ah.. baru sampai ruang vektor nih!!

Minggu, 13 April 2008

adik-adikku ;)

Tumben. gHina dan aku tak mempersiapkan rencana masak kamis pekan ini. Kami pergi ke pasar Balubur penuh persiapan tapi tanpa perencanaan, kumaha engke! Sampai di depan jongko sayur langganan (wortel yang dijual di sini bentuknya serupa, bagus untuk sajian makanan), kami sengaja menepi sejenak untuk kembali berpikir.

A : mau masak apa, say?
B : bigung…
B : gimana kalo masak soto?
A : boleh juga, tau bumbunya g?
B : ntar tanya mama dulu [mulai sms]..
A : nih telp aja pake hapeku!
B : [ko g nyambung-nyambung yak??] eug, lupa uy.. mama lagi di Jakarta..
A : heuheu, tanya ibu itu aja gmn? [sambil nunjuk seorang ibu di depan jongko]
B : yuk!!

Benar ternyata, malu bertanya sesal kemudian (ada g sih peribahasa ini??). Sore harinya, kami sukses memasak soto Bandung dan tempe tepung. Ada yang kurang ternyata... kami lupa membeli kerupuk...

Haturnuhun ya, Bu!!

Lucunya, ibu itu excited sekali saat kami bertanya bumbu soto. Tampaknya beliau siap memberi tips-tips memasak jika tidak sedang terburu-buru. Jadi teringat kang Acung (tutor paling keren se-matematika, Aljabar Linear begitu simple lewat kacamata-nya), beliau terlihat sangat menikmati mengajar orang lain. Pun diriku, melihat ekspresi penasaran adik privat saat berusaha memahami materi, anggukan kepalanya saat kutanya kepahaman, binar matanya saat dapat menyelesaikan soal level II, nikmat-Nya begitu sempurna...

Tiba-tiba aku jadi sangat menyayangi Ita, Anas, Nanda, dan Ayang. Lewat mereka, kebutuhan untuk menjadi-berarti-bagi-orang-lain terpenuhi. Mengajar terkadang memang melelahkan, tetapi berlelah-lelah dalam perjuangan itu perasaan yang begitu indah. Kepuasan itu muncul tidak hanya karena proses mengajar berjalan lancar (baca=dapat menyelesaikan problem mereka), juga karena telah menyampaikan nilai-nilai kehidupan (sejauh yang kupahami tentunya). Bersama-sama dan secara sederhana, kami berharap dapat membangun modal manusia dengan kemampuan organisasi dan penguasaan kompetensi. Modal utama dalam meningkatkan daya saing. Meninggalkan kebiasaan copying menuju catch-up.

Sekilas tentang adik-adik tersayang...

Ita, perangainya begitu lembut. Selembut wajahnya. Anak pertama dari tiga bersaudara ini langsung memikat hatiku dengan sopan santun dan keramahan ’ala sunda. Lantunan ayat suci Al Qur’an lebih sering terdengar di rumahnya daripada lagu-lagu pop. Anak ini tidak mudah menyerah dalam belajar.

Ayang, sangat cerdas. Aku dapat menghemat 30% tenaga dalam mengajar saat berhadapan dengannya. Anak ini masih fresh, berada di dekatnya dapat menjaga semangat dan membuatku selalu tersenyum. Kali pertama pertemuan kembali dengannya membuatku kaget, dia sangat berbeda dengan Ayang yang kukenal hampir tujuh tahun yang lalu. Yup, aku memang sudah mengenal keluarganya sejak lama. Kakaknya dan aku, teman seperjuangan ketika SMA dulu. Jaman aku masih bau kencur, kata Mba Teja.

Anas dan Nanda, adik-adik kecil yang manis dan sangat menghargai wanita. Ekspresi heran mereka saat melihat halaqah-halaqah Al Qur’an dan deretan rapat koordinasi di Salman membuatku tersenyum simpul. Sangat berbeda dengan kultur Maranatha, mereka bilang. Berinteraksi dengan mereka adalah salah satu manifestasi dalam diversifikasi pergaulan. Oya, sepupu Anas adalah penulis terkenal yang satu pun bukunya belum pernah aku baca. Sementara Nanda, membuatku ingin berkenalan dengan ibunya. Dididik seperti apa sih, Bu? Sopan sekali anakmu ini...

Dini hari ini, aku membayangkan wajah mereka satu per satu dan berharap Allah swt. menakdirkan perjodohan kami tidak di dunia saja tapi sampai di surga-Nya kelak...

Minggu, 24 Februari 2008

Masak di Sore Hari

Kamis, 21 Februari 2008, adalah hari yang istimewa. Kegiatan di kampus dimulai pada pukul 09.00 WIB dengan tes kelompok matakuliah MA 7281 Topik dalam Matematika Diskrit 2. Diberikan soal sebanyak dua nomor yang beranak dan jawabnya membutuhkan 3 lembar kertas buram terpakai bolak-balik. Fiuh.. Mba Teja dan aku memang tim yang kompak, kami berhasil menyelesaikannya tepat ketika Ibu Lyra menghampiri meja (enggak tepat2 amat sih sebenernya, heuheu). Pagi bertambah nikmat ketika tugas pekan kemarin dikumpulkan, 28 skala 30!! Alhamdulillah..

Selesai kuliah, aku langsung berkutat dengan selembar kertas corat-coret, pena, dan print-out slide presentasi tesis Mas Dedy, mencoba menganalisis kebenaran intuisi yang beliau pakai. Pekerjaan ini harus rampung sebelum dzuhur karena pukul 13.00 WIB ada presentasi progress report Ogrindo di ruang seminar Program Studi Teknik Perminyakan. Tegangnya.. dan pening menyiksa kepala!!

Agenda Ogrindo selesai tepat pukul 15.00 WIB, rencananya aku langsung ke sekretariat IA ITB 70, briefing acara gathering bersama alumni akhir pekan nanti. Tapi tangan ini sudah gerah untuk ngenet, sudah lama tidak bersapa secara virtual dengan penghuni YM, akhirnya kuturuti ajakan Ayu untuk mampir ke prodi. Jadi penasaran, kaos YM-ku sudah beres belum ya.. ‘Kang Muy, udah jadi kaos teh? Ga sabar pengen jemur baju di astri nih, heuheu..’

Ngenet, lumayan kenyang..

Progress report ke Erik, sudah..

Kerjaan dari Mba Ririn, beres..

(Kok gada laporan tentang TA ya? Nda betul kutengok!!)

Akhirnya, aku bisa piket masak bareng gHina (begini nulisnya kan??)!! Kamis ini kami memasak Sayur Lodeh, Balado Tongkol, dan Tempe Geulis (yang digoreng..). Hasilnya sangat memuaskan, banyak lho yang memuji masakan kami Kamis ini. Mau tahu rahasianya? Nih, aku bagi-bagi resepnya..

Sayur Lodeh

Bahan:

2 bungkus paket sayur lodeh (@Rp. 2.000,00)

1 bungkus kelapa parut (Rp. 1.000,00)

2 bungkus bumbu ajaib (rahasia)

Cara membuat:

1. Potong-potong dan bersihkan sayuran untuk lodeh, tiriskan.

2. Panaskan air, masukkan sereh, lengkuas yang sudah di geprek, dan irian cabe gendot yang digoreng sebentar dengan sedikit minyak (agar rasa pedasnya keluar).

3. Setelah medidih, masukan sayuran berdasarkan urutan tingkat kematangan.

4. Maukkan perasan air santan.

5. Masukkan bumbu ajaib!! (jadi inget Doraemon..)

6. Setelah matang, cek komposisi rasa, kalau sudah OK, masukkan irisan daun bawang.

Nb: dapat disantap oleh 14 orang lebih.

Balado Tongkol

Bahan:

14 potong tongkol digoreng dibalut telur (Rp. 3500,00 per ons)

1 bungkus cabe merah keriting haluskan (Rp. 1.000,00)

4 siung bawang merah iris tipis (persediaan di dapur)

1 buah tomat (dari kulkas asrama)

Garam secukupnya (persediaan di dapur)

Cara membuat:

1. Goreng bawang merah di atas minyak secukupnya sampai harum.

2. Masukkan cabe merah yang telah dihaluskan bersama tomat, masak hingga matang (keluar minyak).

3. Masukkan tongkol, aduk hingga tercampur.

Nb: untuk 14 orang.

Selamat mencoba!!

Kamis, 14 Februari 2008

Kamis Pagi di Asrama

Pintu kamar sudah ada yang mengetuk sebelum alarm handphone berbunyi, tapi mata ini terlalu lelah karena dipaksa menelusuri barisan-barisan huruf buku bersampul merah hingga larut malam. Alih-alih bangkit dan mengambil wudhu, kami berdua kembali terlelap, bermanja-manja dalam talbis iblis. Melewatkan kesempatan untuk berduaan dengan Yang Satu. Ghina dan aku, akhirnya beranjak dari masing-masing tempat tidur saat adzan Shubuh berkumandang, memaksa penghuni asrama untuk memenuhi panggilan-Nya di mesjid Salman. Setelah usrah asrama, kami merencanakan belanja bersama untuk makan malam hari ini. Belanja ke pasar Balubur di pagi hari.

Dengan balutan piyama dibalik jaket dan rok yang kami kenakan, penampilan kami cukup berbaur dengan suasana pasar yang cukup ramai. Mulailah perjuangan pagi itu, pertama-tama kami memilih jongko mana yang beruntung di datangi dua gadis manis (tapi masih bau bantal =P). Sambil menyisir jongko-jongko sepanjang jalan, mataku terkagum-kagum melihat barang dagangan yang super segar. Ikan bandeng dengan ukuran XL, tahu dan tempe (makanan favorit keluarga), dan surawung segar bergelantungan di atap-atap jongko. Akhirnya pilihan kami jatuh pada jongko penjual sayur segar, bahan makanan pokok, dan penjual beras.

Kami tidak menghabiskan waktu terlalu lama di pasar karena bahan makanan yang akan di beli sudah di list, mengasah kemampuan menejerial waktu nih ceritanya. Dari hasil pencatatan virtual, biaya yang dibutuhkan untuk makan malam asrama lebih rendah bila memasak sendiri, jauh lebih murah. Total belanja kami hari ini hanya Rp. 14.200,00 sedangkan bila membeli makan malam minimal kami harus mengeluarkan Rp. 20.000,00 untuk satu asrama. Wow . . saat budgeting pengeluaran asrama bulan depan tampaknya akan bertambah satu item, jalan-jalan bersama (gratis!!).

Selesai belanja, kami sarapan bersama di samping pasar Balubur. Makan bubur yang ternyata hanya mengotori gigi saja, karena pukul 10 pagi perut ini sudah menendang-nendang meminta jatah makan siang. Padahal kami sengaja makan di tempat karena ada bonus kerupuk. Berbeda jika buburnya dibungkus, jatah kerupuknya tidak memuaskan (Jangan heran dengan kemampuan melahap kami ya, santai.. tidak semua akhwat seperti ini kok =P).

Hm.. berakhirlah kegiatan bersama teman sekamarku pagi ini, ba’da Ashar nanti kami akan memasak bersama. Tumis Jamur Kangkung dan Perkedel Jagung akan menjadi santapan malam sederhana tapi istimewa untuk Asrama Putri Salman ITB kamis ini.

By the way, penasaran gak dengan rasa masakan tersebut?