Kamis, 14 Februari 2008

Kamis Pagi di Asrama

Pintu kamar sudah ada yang mengetuk sebelum alarm handphone berbunyi, tapi mata ini terlalu lelah karena dipaksa menelusuri barisan-barisan huruf buku bersampul merah hingga larut malam. Alih-alih bangkit dan mengambil wudhu, kami berdua kembali terlelap, bermanja-manja dalam talbis iblis. Melewatkan kesempatan untuk berduaan dengan Yang Satu. Ghina dan aku, akhirnya beranjak dari masing-masing tempat tidur saat adzan Shubuh berkumandang, memaksa penghuni asrama untuk memenuhi panggilan-Nya di mesjid Salman. Setelah usrah asrama, kami merencanakan belanja bersama untuk makan malam hari ini. Belanja ke pasar Balubur di pagi hari.

Dengan balutan piyama dibalik jaket dan rok yang kami kenakan, penampilan kami cukup berbaur dengan suasana pasar yang cukup ramai. Mulailah perjuangan pagi itu, pertama-tama kami memilih jongko mana yang beruntung di datangi dua gadis manis (tapi masih bau bantal =P). Sambil menyisir jongko-jongko sepanjang jalan, mataku terkagum-kagum melihat barang dagangan yang super segar. Ikan bandeng dengan ukuran XL, tahu dan tempe (makanan favorit keluarga), dan surawung segar bergelantungan di atap-atap jongko. Akhirnya pilihan kami jatuh pada jongko penjual sayur segar, bahan makanan pokok, dan penjual beras.

Kami tidak menghabiskan waktu terlalu lama di pasar karena bahan makanan yang akan di beli sudah di list, mengasah kemampuan menejerial waktu nih ceritanya. Dari hasil pencatatan virtual, biaya yang dibutuhkan untuk makan malam asrama lebih rendah bila memasak sendiri, jauh lebih murah. Total belanja kami hari ini hanya Rp. 14.200,00 sedangkan bila membeli makan malam minimal kami harus mengeluarkan Rp. 20.000,00 untuk satu asrama. Wow . . saat budgeting pengeluaran asrama bulan depan tampaknya akan bertambah satu item, jalan-jalan bersama (gratis!!).

Selesai belanja, kami sarapan bersama di samping pasar Balubur. Makan bubur yang ternyata hanya mengotori gigi saja, karena pukul 10 pagi perut ini sudah menendang-nendang meminta jatah makan siang. Padahal kami sengaja makan di tempat karena ada bonus kerupuk. Berbeda jika buburnya dibungkus, jatah kerupuknya tidak memuaskan (Jangan heran dengan kemampuan melahap kami ya, santai.. tidak semua akhwat seperti ini kok =P).

Hm.. berakhirlah kegiatan bersama teman sekamarku pagi ini, ba’da Ashar nanti kami akan memasak bersama. Tumis Jamur Kangkung dan Perkedel Jagung akan menjadi santapan malam sederhana tapi istimewa untuk Asrama Putri Salman ITB kamis ini.

By the way, penasaran gak dengan rasa masakan tersebut?

6 komentar:

Unknown mengatakan...

tumis jamur kangkung dan perkedel jagung??
boleh juga..tapi mau coba menu kami juga ga?
ketika masih di asrama, saya ama asep juga masak,
tapi, karena pagi hari selalu ada rapat dan tentunya jogging, jadi kita ga belanja di pasar, tapi hypermarket..jadi bisa malem..ya walaupun ngantri, tapi lbh kondusif lah..
tau ga kita msak apa?sayurnya sayur sop (tapi ga pake daging, cuman baso doank 3 biji). lauknya ikan bakar saus tiram, mmmm..enak, apalagi ditambah sambel goank cingur..pokokna mah apapun masakannya, sambel goank cingur harus ada!!!
tapi, itu dulu, sekarang paling ngeliwet di rice cooker tambah lauk dan sayuran beli di warung,plus sambel tentunya (hiks...).ya beginilah jadi anak kost kembali..

Unknown mengatakan...

oiya..ada yg lupa..
masakan yang kami masak itu juga berkat tuntunan tuan putri yang bersedia mengajarkan ilmu-ilmu dapur istana kepada rakyatnya...
terimakasih untuk itu tentunya..
selain sayur sop, kami juga masak sayur bayam baik berkuah ataupun tumis..dan lauk favorit (klo lg boke') adalah tempe..hidup tempe!!

machmoey mengatakan...

bukannya kangkung mah bikin ngantuk yah..

abahsangpenyamun mengatakan...

jelas2 ditulisannya disebutin, yang bikin ngantuk mah buku bersampul merah.. sok geura dibaca deui..

Unknown mengatakan...

sayah mah asal amis lada.
sigana mun aspal digulaan terus direndos jeung cengek oge bakal di gorogotan.
adain lomba masak dong..
sayah juga dulunya mah anak asrama oge.sungguh!

Anonim mengatakan...

Komentar dikit,

"Seorang wanita bernama Ummu Humaid as Saa’idiyyah datang kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam dan mengatakan: “ Ya Rasulullah, saya suka sekali sholat bersama Anda”. Kemudian Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam menjawab : “ Saya tahu akan hal itu, tetapi sholatmu dirumahmu adalah lebih baik dari sholatmu di masjid kaummu, dan sholatmu di masjid kaummu adalah lebih baik dari sholatmu di masjid umum” (SHAHIH, HR. Ahmad, Thabrani)"

{Walaupun, sebagian ulama berpendapat lebih utama di sholat masjid kalau memang setelah itu ada kajian/agenda lagi}

Lalu, ada sedikit kutipan tentang siklus tidur Rasullah,

"2. Tidur di awal malam

Rasulullah adalah teladan bagi setiap muslim, maka barang siapa yang memperhatikan tidurnya, niscaya dia akan mendapati bahwa tidurya beliau paling sempurna dan paling bermanfaat bagi tubuh. Beliau tidur diawal malam dan bangun diawal sepertiga malam. Sahabat mulia Ibnu Abbas pernah bertutur:

“Suatu ketika aku pernah bermalam dirumah bibiku Maimunah untuk melihat bagaimana shalatnya Rusulullah, beliau berbincang sejenak bersama istrinya, kemudian tidur”. [6]

3. Dibencinya tidur sebelum lsya’ dan ngobrol setelahnya.

Berdasarkan hadits: Dari Abu Barzah bahwasanya Rasulullah membenci tidur sebelum isya’ dan bercakap-cakap setelahnya. [7]"

(dari:http://anakshalih.wordpress.com/2007/08/07/tidur-menurut-tuntunan-rasulullah/)

(tapi kalau sekali-sekali kepaksa tidur malam sih gpp, asal jangan jadi habit)

Wallahu'alam