Minggu, 08 Juni 2008

pindah uy :)

lagi jaman tampaknya, banyak yang pindahan emang:
  • teh eka pindah ke jakarta
  • kang muy pindahin blognya
  • kakaknya teh helni pindah rumah
  • temennya teh dwi 'pindah' status
  • dll..
so, aku juga mau pindah ahh.. (bukan ikut-ikutan ko, emang udah waktunya aja)

http://gantinarachmaputri.wordpress.com

Minggu, 25 Mei 2008

hang on sweetheart ;)

H: teh, gimana caranya bisa terhindar dari kantuk, aku ada ujian nih..
G: hm.. (aku juga banyak tidur, perasaan..), minum kopi aja, gmn? tapi jangan sering-sering.. (yang ini hampir tiap malam, setelah libur seminggu).
H: udah.. g ngaruh..
G: aku tau.. saat kamu ngantuk, tanya pada diri sendiri, 'kenapa saya harus bangun?'

hang on sweetheart, hang on..

motivasi yang muncul dari perundingan panjang dengan seseorang bernama 'aku' (walaupun berunding itu melibatkan orang kedua atau lebih..) akan memperkuat saat gundah melanda, melahirkan ketetapan hati. tekad yang super kuat ini (dengan bantuan 'the invisible hand' tentunya) mampu merealisasikan mimpi-mimpi, karena feelingnya sudah terasah untuk menjodohkan peluang dan kemampuan menangkapnya.

~untuk keluarga dan keilmuan~

silaturahim untuk melunakkan hati

'ngetik paper topik, ah..', begitu pikirku setelah shalat ashar berjamaah dengan teman-teman asrama putri. cuma jadi pikiran tapi, karena sms reminder dari akh abdur datang. sore ini ada agenda silaturahim asrama ke ibu-ibu dan bapak-bapak yang tinggal di RW kami (asrama salman). pukul 16.15 WIB ditunggu di saung salman, kami (julian, abdur, opoy, dan aku) berangkat bersama. hm..

ini kali pertama aku berkunjung, subhanallah.. banyak hikmah yang kudapat, tentang syukur terutama.

buah tangannya benar-benar buah lho (julian dan abdur yang belanja): pisang, apel, dan melon. keluarga yang kami kunjungi berada pada state ekonomi lemah, menengah ke bawah. rumah dua tingkat mereka yang berukuran 2x3 meter berada tepat di belakang gereja yang letaknya di samping jembatan layang. dinding semennya hanya sebatas dengkul, sisanya triplek saja. ventilasi udara jelas kurang, karena hanya ada satu jendela dan pintu. di salah satu rumah yang kami kunjungi terlihat pemusatan kegiatan di lantai satu: makan, ruang keluarga, dan tempat tidur (ada kasur lipat soalnya). ragam pekerjaan bapak-bapak disana adalah pedagang, penjaga keamanan dan kebersihan, atau bagian delivery. gaji yang kata mereka pas-pasan itu diatur sedemikian sehingga mencukupi kehidupan satu keluarga. subhanallah, survive sekali mereka..

aku yang akhir-akhir ini banyak mengeluh tak banyak bicara saat dihadapkan pada kondisi 'ketidakmampuan'. syukurlah yang senantiasa melintas di pikiran. beristighfar atas lemahnya diri. padahal nikmat-Nya kurasakan setiap detik.

terlupa untuk mengingat siapa pemberi nikmat itu..
terlupa untuk mengucap hamdalah..
terlupa untuk beramal..
terlupa untuk mengoptimalkan diri berdasar pemberian nikmat..

yup, aku terlupa melakukan bentuk-bentuk syukur nikmat. padahal Allah telah menjanjikan pelipatgandaan nikmat, ampunan, keridhaan, dan terhindar dari adzabnya. namun yang terpenting melaksanakan perintah-Nya untuk bersyukur, astaghfirullah.

silaturahmi kali ini..
alhamdulillah..

btw, nampaknya BLT benar-benar berfungsi untuk 'menutup mulut' rakyat kecil. seperti seorang babysitter yang memberikan antimo agar balita yang mereka jaga tidak rewel (mudah-mudahan analogi yang tidak pernah terjadi). salah satu bentuk ketidakdewasaan sesaat atas kepanikan (menejemen panik tea meureun??). balita itu akan terbangun suatu saat nanti, pun juga rakyat kecil. c'mon.. mereka butuh kail, bung!!

pertama kali

bu'du-dani-aku-c'len-opoy-myuth

bu'du udah mirip pegawai kesehatan dadakan aja.. buka praktek di kamar salah seorang binaannya. ngobatin sakit mata anak-anak. serem bgt pas nyampe giliranku. rasanya mau mundur aja..
apa pasal? sakit tampaknya.. tapi selalu ada pertama kali kan?? dan benar ternyata, mata terasa panas sekali (nama obatnya g kuingat, sengaja). tapi setelah itu.. mata seger bgt, siap begadang nih!! heuheu.

jadi ingat peribahasa: bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.

untuk kali pertama pengobatan mata ini, aku trauma.

Jumat, 23 Mei 2008

minggu yang penuh keteledoran

pelajaran utama pekan ini adalah fokus dan kekuatan afirmasi.

senin siang:
alhamdulillah selesei juga tugas karier sebelum dzuhur, baru mulai dikerjakan pukul sebelas (padahal sudah ditugaskan dari beberapa pekan lalu). setelah di save ke ftp, setengah berlari aku ke comlabs (panas juga senin siang itu). sampai di kompie print no 1, filenya g bisa dibuka. astagfirullah.. buru-buru balik lagi ke jurusan untuk mengambil plesdis (niatnya..). sampai di kompie lab von neumann yang tadi kupakai, tak nampak plesdis menempel di portnya. panik, kucari di tas. seketika aku teringat, penny sudah ku kantongi dari tadi. X<

selasa sore:
belum satu menit aku naik angkot kalapa-dayeuhkolot (perjalanan dari rumah ke asrama ceritanya), panik (lagi..) karena buku sakti TA tertinggal di rumah. "kiri depan pak, baru naik nih, g usah bayar ya?" kataku cepat-cepat pada pak supir (semoga beliau ridha, maaf..). baru saja kututup telp minta dicarikan buku dan dibawakan ke jalan depan (baru naik ko itu beneran), buku bersampul merah itu ternyata terselip di antara map dan kumpulan kertas. mba dea tertawa puas, kakanya puas malu.

masih selasa sore:
sms terakhir adikku, 'malu-maluin aja!! ka, liat jepit ungu nd g? mau dipake g keliatan nih daritadi'. deugh! lupa, jepit itu masih nempel di rambutku.. maaf ya, nd..

kamis siang:
masih sempet chatting,
L: gan, lu dicari pembimbing tuh
G: seus? gw mang g mampir2 k jur uy
(lama g dibalas.. bikin stress aja)
L: bcanda gw, heuheu
G: (dudul) temennya 'kencing berlari' ngerjain TA, masih sempet bercanda ya??
L: (ding)

kamis malam:
innalillahi.. plesdisku ketinggalan di teh euis. ngacirlah aku ke daeah pusdai jam 8 malam. angkotnya ngetem lama.. banyak berhenti di antara gang-gang sepanjang jalan.. sepi.. astagfirullah, semoga g terulang harus keluar malam sendirian (g tega mau minta temenin akhwat asrama, pada cape abis ujian..). guys, g terbiasa mem-back up langsung seluruh pekerjaan komputerisasi dapat menyebabkan ketergantungan pada alat tertentu, seperti aku tentunya =P

fokus, gan.. fokus!!

alhamdulillah masih menyisakan semangat dari efek afirmasi. re-charge motivasi dan menjauhi hal negatif penting lho. pembicaraan terakhir pekan ini dengan bapak menguatkan rasa dan harapanku, yakin bahwa dukungan keluarga adalah keniscahyaan. saat manis atau pahit, dan menghadapi yang nyata. tempat kembali di tengah kelelahan, tempat berbagi kebahagiaan.

hanya jika Allah ridha, hanya jika Allah ridha.

co-mother dan mamaku

pernah denger co-pilot kan? nah, malam kamis kemarin aku jadi co-mother untuk bayinya teh euis. tuker jaga sama mba iis, mba indah dan teh tita karena kang arif lagi keluar kota. tapi.. aku tipe co-mother yang kebanyakan tidur, heuheu. punten ya tetehku sayang..

repot juga menjadi ibu muda, apalagi pengalaman pertama. teh euis yang mengemban beberapa amanah, tampak kurang fokus kutengok. tentu saja, de'uchan (bagusan mana: de'uus atau de'uchan?) menjadi prioritas utama sekarang. hm.. tampak nikmat sekali menjadi ibu ;) (pikiran ini sedikit berubah saat pagi datang, ngurusin pubnya d'uchan menimbulkan trauma kecil, jacob's cracker ko kadang tercium berbeda -> cuci tangannya aja yang g bener!! heuheu).

bayi itu benar-benar (k'rafa.. ini penekanan namanya) bergantung pada orangtua. tangisannya menjadi bahasa paling mudah dipahami (mungkin bahasa inggris perlu diganti dengan bahasa bayi). perasaan bunyinya sama aja, tapi treatment yang teteh kasih selalu tepat. tapi.. kalo beneran diganti, cuma sang ibu saja yang memahami. susah juga deng..

melihat pengorbanan teh euis semalaman suntuk (kurang tidur pastinya..), aku jadi membayangkan perjuangan mama. repotnya mengurus 3 anak (mas arie, mba dea, dan aku) yang masih balita di jakarta, tanah tanpa saudara kandung. seingatku, kami bertiga jauh dari sebutan anak manis. banyak berantem, banyak jajan, banyak nangis, banyak nyusahin deh =P. cinta tanpa syarat itu memang milik orangtua..

mamaku cantik lho (turun gitu ke anaknya, anaknya yang mana??). dari garis wajah, perawakan, dan pola perasaan; mama sangat mirip dengan ema (nenekku). tapi mama lebih nyunda, sedangkan nenek lebih kelihatan blasteran sunda-belanda (lucu ya, menemukan cinta di tengah kemelut bambu runcing dan senjata api).

mama, koki paling cihuy sepanjang masa. bapakku aja sampe males makan di luar. sayangnya keahlian ini turun 100% ke mba dea, bukan aku. aku mah cuman kebagian motong-motong sayuran, ngiris dan ngupas bawang, akhirnya beresin bekas masak deh..

mama.. dengan penuh kerelaan, meninggalkan pekerjaannya demi mengurus keluarga, menjadi ibu rumah tangga tho. sekarang aktif banget di lingkungan rumah, bersama ibu-ibu pengajian. alhamdulillah..

pun aku setuju bahwa tugas utama wanita adalah mengurus keluarga dan menjadi ibu rumah tangga adalah hal yang mulia. namun, kebutuhan untuk dapat berkontribusi bagi masyarakat membuat aku bermimpi menjadi seorang pendidik (bermimpi, bukan sekedar angan-angan. dengan rasionalitas, bukan tanpa perhitungan. tapi tetap penuh khayalan dung, h3). sebagai wujud syukur pada Allah juga, dengan mengoptimalkan potensi diri. tentunya bukan kacang lupa kulit ya, tetap seorang wanita.

balik lagi ke mama..

pernah suatu saat, aku beres-beres rumah (jangan tanya prosesnya, hasil akhirnya keluargaku uring-uringan karena kesulitan menemukan barang milik pribadi, saking 'rapih' dan pelupanya aku -> lupa di beresin kemana, mungkin seharusnya dicatat per barang). ada catatan syukur milik mama.. (maaf, a curi baca, ma..). lembaran kertas itu penuh dengan rasa syukur mama terhadap rizki yang Allah berikan. yang membuat mataku berkaca-kaca adalah disebutnya namaku disana (namaku dan adik2 tentunya, per orang!). so sweet, namaku dan apa yang mama syukuri karena memilikiku. hm..

jadi berkaca-kaca juga sekarang.

jika benar surga itu di telapak kakimu
maka sedang kutapaki jejak-jejak surga yang kau tinggalkan
yang harumnya tertinggal saat kukecup punggung tanganmu
maka jangan berhenti kau ucap namaku dalam doamu
karena ridha-Nya ada pada keridhaanmu

i love you, ma..

i love u coz Allah :)

Minggu, 18 Mei 2008

senin yang melelahkan

terpaksa bangun dan beranjak dari tempat tidur, padahal belum lama aku tertidur. kaget, karena gHina memanggil... aku kira perutnya terasa melilit lagi karena maag, ternyata hanya ingin lampu kamar dinyalakan;) iya semalam aku dan adik-adik astri disupiri Harso berangkat ke RS Muhammadiyah, mengantar gHina sekaligus menjenguk Odah yang terkena thypus dan sudah 3 hari dirawat di sana. sayangnya aku tidak sempat mampir ke kamar Odah lagi, karena mengurus administrasi RS, mengambil obat, dan mencari tukang bubur untuk makan malam gHina lumayan memakan waktu.

alhamdulillah, siang harinya aku sempat menjenguk Odah. masih sempat mampir dalam perjalanan ke tempat talaqi materi. jadi terharu mendengar cerita dia, bahwa misua nun jauh di sana menangis saat tahu Odah dirawat (tadinya berniat menyembunyikan kenyataan nih..). wah, ada kisah-kisah romantis yang diceritakan Odah selama aku menyuapinya makan siang. syafakillah ya, grott.. ;)

sampai di asrama pukul 20.30, duh terlalu malam untuk menelpon dan bertanya tentang tugas yang harus dikumpulkan esok hari. padahal masih banyak yang belum kupahami walau sudah dapat dikerjakan. tadinya kami (teh yanti, ganjar, k'baskoro, dan aku) akan bertemu di depan kantin salman ba'da isya, hanya untuk menjelaskan apa yang telah mereka kerjakan bersama.. (bageur pisan kan?). walaupun k'baskoro sudah menawarkan jasa menjelaskan tugas tapi akhirnya aku memilih menelpon rito (hanya karena lebih murah telp dia, kalo g salah rito juga ikut belajar bareng sore tadi, cukup terpercaya kan??). diskusi yang hampir selalu satu arah (aku banyak mendengar dan mencatat malam tadi) berlangsung lebih dari satu jam. sudah terlalu malam, akhirnya aku akhiri pembicaraan (whua.. padahal belum beres juga). selesai merapihkan jawaban, aku menyerah karena terlalu lelah untuk mencoba mencari jawaban no 5 dan no 6 (sulit kali tugas 3 ini!!).

sampai pukul 11 keesokan harinya, tugas yang serasa tulang dalam daging ini belum beres juga. apa dikumpulkan seadanya saja ya? heuheu. alhamdulillah, ibu mengundur (lagi? tadinya pengumpulan terakhir jumat pekan lalu lho) jadwal pengumpulan tugas 3 dan paper hingga jumat pekan ini (g ngerasa untung-untung banget, tetep harus diberesin berarti, whua..). beralih ke tugas lain sajah..

ada pengalaman yang cukup bodoh siang ini. untuk melindungi keamanan plesdis dari virus-virus di comlabs, sengaja ku save tugas-tugas karier di ftp (kan tinggal copy nanti). ko, g bisa di buka ya?? hiks, pengen nangis aja!! kan jauh comlabs-jurusan.. dengan terburu-buru kembali ke jurusan dan menengok kompie yang tadi kupakai, mencari plesdis. lho, port untuk plesdisnya sudah kosong. kemana dia? penny.. penny.. kamu dimana? di tas juga g ada!! astagfirullah.. ternyata sudah ku kantongi dari tadi (eugh dasar g fokus!!).

karena kesal, aku makan siang dulu deh.

mulai g penting.. cuma curhat-curhat aja..

dua hari ini, aku 'lari-lari' dalam mengerjakan tugas. hikmah yang sangat terasa adalah, pentingnya menjaga silaturahmi dan bermujahadah sebelum tawakal.

dengan menjaga silaturahmi akan membuka pintu rejeki. jangan sempit memandangnya dari segi materi saja, tapi kemudahan-kemudahan itu akan mengalir. kebaikan akan melahirkan kebaikan, kata bu'du.

pentingnya bermujahadah sebelum tawakal. jadi teringat salah satu sesi kajian fikih oleh ust. Hervy, tawakal sejati itu hanya akan muncul setelah kita bersungguh-sungguh mendekati Allah. tilawahku masih jauh dari sempurna, baik kuantitas maupun kualitas. sulitnya memperoleh shalat dengan khusyu' (jangan-jangan setiap takbirku tertolak oleh-Nya). malam yang lebih banyak dihabiskan untuk bermimpi atau berkutat dengan text book daripada berkhalwat dengan-Nya. ya Allah, masih jauh aku dari mencium surgamu...

dan akhirnya sampai pada suatu kontemplasi diri, mungkin 'berlari-larinya' aku dalam mengerjakan tugas akhir-akhir ini karena tidak terdapat visi yang jelas. bahwa segala sesuatu itu berawal dan berakhir hanya untuk-Nya. bahwa pemaknaan terhadap keikhlasan itu harus diperjuangkan. bahwa keengganan beramal itu, berujung pada celaka. astagfirullah...

Jumat, 16 Mei 2008

obsesiku

teh euis akhirnya melahirkan hari sabtu pekan lalu. setelah menunggu 10 hari dari jadwal kelahiran menurut usia kandungan. kata mamanya gHina wajar, karena anak pertama, jadi belum ada jalan keluarnya. ok..

barakallah ya teh!!

saat aku jenguk sore harinya, teh euis masih tampak berbaring lemah. beliau melahirkan bayi pertamanya di sesar (lupa nulisnya kaya apa, heuheu). oh my Rabb.. bukannya takut, aku malah makin terobsesi sama kehamilan. memang, denger cerita teh euis jadi aga-aga ngerenyit tapi..

jadi teringat, waktu itu pernah se-angkot sama dua akhwat yang sedang hamil muda. aku curi denger pembicaraan mereka (heuheu, maaf ya). lucu banget deh, ngebayangin susahnya cari posisi tidur yang enak karena terhalang perut yang membesar. belum lagi serunya ngidam (ntar aku susahin misua ah..), minta yang macem-macem, ngetes sebesar apa dia mau berkorban.

sabar ya, nak.. planning bunda untuk menggendongmu masih lama (tapi waktu itu kan relatif, heuheu)

udah ah, kasian galih nungguin dari tadi.

Kamis, 15 Mei 2008

learn to love

tiba-tiba teringat kata-kata bang jalal, "...; dengan ilmu, cinta bisa tumbuh. pernahkah kebodohan menempatkan manusia dia atas tahta seperti ini?"

aku lagi belajar untuk mencintai nih, bukan sedang jatuh cinta.

bener deh, aku lagi belajar mencintai. karena jatuh cinta memberikan tendensi bahwa cinta itu sesuatu yang tidak diinginkan dan karena keterpaksaan. jatuh gitu lho ;)

aku belajar mencintai dengan sederhana, belajar mencintaimu TA..

kebahagiaanmu adalah harapanku, kurasa kita sangat sesuai dan saling cocok. bertahanlah untuk menerima cintaku, akad yang telah terikrar atas nama kebaikan di atas KSM. tunggu aku di sabuga, sayang..
insyaAllah..

btw, tips membeli bunga mawar: pilih bunga yang masih kuncup dan kelopaknya tebal, lebih long lasting ternyata (based on experience, melihat waktu hidup dari 3 jenis mawar di kamar).

kuliah terakhir ;)

alhamdulillah..

hari ini adalah hari terakhir kuliah menurut kalender akademik itb. tapi menurut kalender akademikku, hari terakhir kuliah (bedakan dengan kegiatan akademik lainnya ya, kuliah = berada di kelas bersama teman-teman dan dosen) adalah rabu kemarin. kerennya, kuliah hari rabu itu adalah penutup yang baik. kenapa baik? kuliah terakhir kemarin ditutup oleh presentasi dari bu chika, mahasiswi s3 STEI. beliau menjelaskan tentang aplikasi dari materi matakuliah topik dalam matematika aljabar yang selama ini kulalui bersama teman-teman tersayang, really guys!! ;).

percaya-lah kawan, kuliah itu sangat membuka mataku (calon mathematician sukses -amiin- yang belum banyak tahu aplikasi ilmunya). beliau menjelaskan tentang aplikasi ECC (Elliptic Curve Cryptography) dan keunggulannya dibandingkan dengan tools secret sharing lainnya semacam RSA. jadi, ECC ini bisa dipakai untuk sistem keamanan (berbagi rahasia). contohnya e-mail, semua orang bisa tahu alamat e-mail kita tapi belum tentu bisa menebak passwordnya kan? nah alamat e-mail adalah kunci publik sedangkan passwordnya adalah kunci milik pribadi. sampai sekarang, hacker masih kesulitan mencari crack bila kita memilih kunci menggunakan ECC dan waktu yang dibutuhkan untuk men-encode kunci lebih efisien dibanding RSA (RSA itu singkatan apa ya.. lupa!).

yang lebih keren lagi, kami hanya mempelajari the theory of algebraic number di matakuliah topik dalam aljabar II (sering bikin geleng-geleng kepala di kelas dan sedikit stress karena kecepatan mengajar bu intan sering tak dapat ku kejar). sedangkan ECC ini, gabungan materi dari matakuliah koding dan topik dalam matematika diskrit II. wah, matematika banget ternyata!!

berkali-kali bu chika memuji kehebatan matematika saat memberi kuliah kemarin;)

jadi tambah semangat untuk terus belajar-belajar-belajar dan belajar..

ups, mesti ngerjain tugas dari bu intan bersama teman-temanku. dari 8 soal baru selesai 4 soal, 3 soal lainnya udah ada hint, tinggal no 5 aja yang masih blank (dan dia beranak cucu..).

ganjar ma rito dimana ya?

oia, sebenarnya ada yang masih tak kumengerti dari elliptic curve ini. pendefinisian penjumlahan yang jadi satu algoritma panjang sendiri, dan titik nolnya. menurut definisi, titik nolnya itu adalah 'point of infinity' yang terletak di bidang proyeksi (menuntut kesempurnaan sekali). namun, hasil penjumlahan P+P = 0 juga (P itu titik yang berpotongan dengan sumbu x). hm..

Senin, 12 Mei 2008

ikan asinnya bau!!

mungkin seharusnya aku cuci tangan pake kopi, heuheu..

myuth bawa oleh-oleh ikan asin dari pangandaran. ikan asin itu (yang bentuk awalnya aku g tau? da g liat, heuheu) oleh bu'du n lili dimasak balado, sumpah enak lho!! perpaduan rasa yang pas, antara asin dan pedas (bedalah sama aspal dikasih garem trus direndos ;P). tapi efek setelah makannya itu yang aku g tahan, duh baunya.. mana masih harus ke kampus lagi, mau ngumpulin tugas ttki, rekap nilai buat pak djoko (banyak yang bilang beliau dosen paling ganteng se-math), ngerjain ks dis+topik aljabar, terus bablas ngajar..

saking paniknya, aku langsung sibuk nyari permen atau apapun yang baunya aga kuat, demi hilangnya bau amis ini.. tapi malang, kaga nemu uy! akhirnya buka2 lemari, alhamdulillah masih ada persediaan good day di sana (mesti beli lagi sore ini, good day sachet terakhir nih!). si grott udah komen2 aja ngeliat aku lebih milih bau kopi daripada bau ikan asin, 'pilih buah aja napa?? blablabla..', tajam amat sih..

emang sih.. mas kris udah sering ngingetin aku untuk kurangi mengkonsumsi kopi, 'ntar saraf simpatisnya terus2an di genjot lho, kasian kan??' katanya. tapi bagaimana lagi, tiap nyium bau kopi aku langsung semangat. mirip efek serotonin campur endorfin kali ya, heuheu kecanduan tampaknya.

abis dzuhur berjamaah bareng grott, aku cabut ke kampus. menunaikan tugas2 hari ini. bismillah..

(di tengah jalan..)
ups, tampaknya aku memang harus cuci tangan pake kopi, morning fresh dari cusson g mampu ngilangin amis dari ikan asin yang ku makan tadi siang..

hm..

selingan ne-a di tengah malam

minggu yang luar biasa!! setelah merampok perpustakaan asrama dan pameran buku Islam di braga, aku mulai tenggelam dalam bacaan. tak ayal, bersainglah TA dan tugas kuliah dengan 10 bacaan std ikhwah. namun tetap berusaha menyeimbangkan target naik cetak TA pekan depan, iA.

karena tempat biasa mangkal di lokir gHina, aku buka lapak baru di lantai dua. kami tetap berkomunikasi seperti biasa. membincang hal yang tidak esensi tapi sarat pembahasan dan butuh analisis tajam, ditemani segelas susu atau kopi dan camilan masing-masing.

buku-buku itu.. awalnya untuk mengobati kebosanan, tapi informasi yang masuk terlalu beragam. mulai dari rahasia alam semesta, buku kejahatan logika, tema-tema dakwah, keakhwatan, sampai pencarian cinta sufistik yang bahasanya 'mbeling'. mirip kompie asrama yang dipasang Matlab 7 kali ya, bisa gila nungguin programnya running!! karena keterbatasan jumlah pembatas buku, mulailah sok kreatif (atau malas berpindah posisi? beda tipis lah..) mengoptimalkan barang2 di sekitar. strip obat migrain, sobekan nota bekas belanja, kotretan, sampai kelopak bunga pemberian z hari minggu lalu, semua jadi korban dihimpit halaman terakhir bekas kubaca. btw, bunganya masih harum tapi mulai rontok.. mungkin butuh neril untuk mencegah boldness.

asik juga ternyata, berlelah-lelah dalam perjuangan.

lanjut ne-a ah.. baru sampai ruang vektor nih!!

Minggu, 13 April 2008

adik-adikku ;)

Tumben. gHina dan aku tak mempersiapkan rencana masak kamis pekan ini. Kami pergi ke pasar Balubur penuh persiapan tapi tanpa perencanaan, kumaha engke! Sampai di depan jongko sayur langganan (wortel yang dijual di sini bentuknya serupa, bagus untuk sajian makanan), kami sengaja menepi sejenak untuk kembali berpikir.

A : mau masak apa, say?
B : bigung…
B : gimana kalo masak soto?
A : boleh juga, tau bumbunya g?
B : ntar tanya mama dulu [mulai sms]..
A : nih telp aja pake hapeku!
B : [ko g nyambung-nyambung yak??] eug, lupa uy.. mama lagi di Jakarta..
A : heuheu, tanya ibu itu aja gmn? [sambil nunjuk seorang ibu di depan jongko]
B : yuk!!

Benar ternyata, malu bertanya sesal kemudian (ada g sih peribahasa ini??). Sore harinya, kami sukses memasak soto Bandung dan tempe tepung. Ada yang kurang ternyata... kami lupa membeli kerupuk...

Haturnuhun ya, Bu!!

Lucunya, ibu itu excited sekali saat kami bertanya bumbu soto. Tampaknya beliau siap memberi tips-tips memasak jika tidak sedang terburu-buru. Jadi teringat kang Acung (tutor paling keren se-matematika, Aljabar Linear begitu simple lewat kacamata-nya), beliau terlihat sangat menikmati mengajar orang lain. Pun diriku, melihat ekspresi penasaran adik privat saat berusaha memahami materi, anggukan kepalanya saat kutanya kepahaman, binar matanya saat dapat menyelesaikan soal level II, nikmat-Nya begitu sempurna...

Tiba-tiba aku jadi sangat menyayangi Ita, Anas, Nanda, dan Ayang. Lewat mereka, kebutuhan untuk menjadi-berarti-bagi-orang-lain terpenuhi. Mengajar terkadang memang melelahkan, tetapi berlelah-lelah dalam perjuangan itu perasaan yang begitu indah. Kepuasan itu muncul tidak hanya karena proses mengajar berjalan lancar (baca=dapat menyelesaikan problem mereka), juga karena telah menyampaikan nilai-nilai kehidupan (sejauh yang kupahami tentunya). Bersama-sama dan secara sederhana, kami berharap dapat membangun modal manusia dengan kemampuan organisasi dan penguasaan kompetensi. Modal utama dalam meningkatkan daya saing. Meninggalkan kebiasaan copying menuju catch-up.

Sekilas tentang adik-adik tersayang...

Ita, perangainya begitu lembut. Selembut wajahnya. Anak pertama dari tiga bersaudara ini langsung memikat hatiku dengan sopan santun dan keramahan ’ala sunda. Lantunan ayat suci Al Qur’an lebih sering terdengar di rumahnya daripada lagu-lagu pop. Anak ini tidak mudah menyerah dalam belajar.

Ayang, sangat cerdas. Aku dapat menghemat 30% tenaga dalam mengajar saat berhadapan dengannya. Anak ini masih fresh, berada di dekatnya dapat menjaga semangat dan membuatku selalu tersenyum. Kali pertama pertemuan kembali dengannya membuatku kaget, dia sangat berbeda dengan Ayang yang kukenal hampir tujuh tahun yang lalu. Yup, aku memang sudah mengenal keluarganya sejak lama. Kakaknya dan aku, teman seperjuangan ketika SMA dulu. Jaman aku masih bau kencur, kata Mba Teja.

Anas dan Nanda, adik-adik kecil yang manis dan sangat menghargai wanita. Ekspresi heran mereka saat melihat halaqah-halaqah Al Qur’an dan deretan rapat koordinasi di Salman membuatku tersenyum simpul. Sangat berbeda dengan kultur Maranatha, mereka bilang. Berinteraksi dengan mereka adalah salah satu manifestasi dalam diversifikasi pergaulan. Oya, sepupu Anas adalah penulis terkenal yang satu pun bukunya belum pernah aku baca. Sementara Nanda, membuatku ingin berkenalan dengan ibunya. Dididik seperti apa sih, Bu? Sopan sekali anakmu ini...

Dini hari ini, aku membayangkan wajah mereka satu per satu dan berharap Allah swt. menakdirkan perjodohan kami tidak di dunia saja tapi sampai di surga-Nya kelak...

Senin, 07 April 2008

Pembelajar Sejati

Ada satu pertanyaan yang cukup mengusik (buatku) di Sekolah Pra Nikah pekan kemarin. Saat itu kami membahas psikologi ikhwan dan akhwat. Point penting materi adalah dapat menerima perbedaaan dan tidak high-expectation. Seorang akhwat mempertanyakan cara menjaga semangat belajar dalam memahami pasangan hidup. "Cape dong..", kata beliau.
Rumah tangga, dimana dua kekuatan dihimpun, membawa misi khusus untuk tujuan mulia, yaitu mencapai ridha Allah (it's mine). Setengah dien inilah yang memacu aktivitas reaksi sehingga grafik fungsi kedewasaan berubah menjadi eksponensial. Mungkin distribusinya serupa dengan laju kedatangan penonton saat pintu teater tiga dibuka. Penyesuaian feromon pada masa pacing dengan pasangan hidup membentuk manusia menjadi pembelajar sejati. mengapa? Karena mencoba memaknai satu bentuk kemanusiaan adalah never ending journey. Toh manusia dipengaruhi oleh sejarah dan lingkungan. Variabel yang tidak konsisten dalam fungsi waktu. Walaupun sejarah merupakan bentuk keabadian, namun pemaknaannya bergantung pada kacamata kedewasaan.
Salah satu hal menarik dari belajar adalah ketakutan terhadapnya. Mungkin, ketakutan inilah yang menyebabkan Sistem Kebut Semalam masih diminati di kalangan pelajar dan mahasiswa (Hafiz dan kang Acung gak masuk sini, teman!). Karena belajar itu tidak hanya duduk di kelas saat kuliah atau berdiskusi di ruang MAC dengan sparing partner keilmuan. Belajar adalah poses untuk menjadi. Dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dan tidak mampu menjadi mampu, dsb. Dalam salah satu kajian yang diadakan oleh ust. Hervy, beliau mengatakan bahwa salah satu tujuan belajar adalah untuk mengangkat kebodohan dari diri sendiri dan orang lain. Belajar, dengan berbagai mekanisme dan alat bantu, merupakan proses perpindahan ke state yang lebih baik (analog dengan state Avatar-nya Aang, jika sudah bisa dikendalikan).
Proses belajar berlangsung setiap saat. Mari optimalkan pengambilan manfaat dari proses ini dengan kesadaran penuh. Jangan berkata terlambat! Karena kita juga sedang belajar untuk tidak kehilangan harapan. Sebesar harapan orang tua untuk kesembuhan anaknya yang menderita pregorio.
Salam pembelajar, kawan!

Minggu, 24 Februari 2008

Masak di Sore Hari

Kamis, 21 Februari 2008, adalah hari yang istimewa. Kegiatan di kampus dimulai pada pukul 09.00 WIB dengan tes kelompok matakuliah MA 7281 Topik dalam Matematika Diskrit 2. Diberikan soal sebanyak dua nomor yang beranak dan jawabnya membutuhkan 3 lembar kertas buram terpakai bolak-balik. Fiuh.. Mba Teja dan aku memang tim yang kompak, kami berhasil menyelesaikannya tepat ketika Ibu Lyra menghampiri meja (enggak tepat2 amat sih sebenernya, heuheu). Pagi bertambah nikmat ketika tugas pekan kemarin dikumpulkan, 28 skala 30!! Alhamdulillah..

Selesai kuliah, aku langsung berkutat dengan selembar kertas corat-coret, pena, dan print-out slide presentasi tesis Mas Dedy, mencoba menganalisis kebenaran intuisi yang beliau pakai. Pekerjaan ini harus rampung sebelum dzuhur karena pukul 13.00 WIB ada presentasi progress report Ogrindo di ruang seminar Program Studi Teknik Perminyakan. Tegangnya.. dan pening menyiksa kepala!!

Agenda Ogrindo selesai tepat pukul 15.00 WIB, rencananya aku langsung ke sekretariat IA ITB 70, briefing acara gathering bersama alumni akhir pekan nanti. Tapi tangan ini sudah gerah untuk ngenet, sudah lama tidak bersapa secara virtual dengan penghuni YM, akhirnya kuturuti ajakan Ayu untuk mampir ke prodi. Jadi penasaran, kaos YM-ku sudah beres belum ya.. ‘Kang Muy, udah jadi kaos teh? Ga sabar pengen jemur baju di astri nih, heuheu..’

Ngenet, lumayan kenyang..

Progress report ke Erik, sudah..

Kerjaan dari Mba Ririn, beres..

(Kok gada laporan tentang TA ya? Nda betul kutengok!!)

Akhirnya, aku bisa piket masak bareng gHina (begini nulisnya kan??)!! Kamis ini kami memasak Sayur Lodeh, Balado Tongkol, dan Tempe Geulis (yang digoreng..). Hasilnya sangat memuaskan, banyak lho yang memuji masakan kami Kamis ini. Mau tahu rahasianya? Nih, aku bagi-bagi resepnya..

Sayur Lodeh

Bahan:

2 bungkus paket sayur lodeh (@Rp. 2.000,00)

1 bungkus kelapa parut (Rp. 1.000,00)

2 bungkus bumbu ajaib (rahasia)

Cara membuat:

1. Potong-potong dan bersihkan sayuran untuk lodeh, tiriskan.

2. Panaskan air, masukkan sereh, lengkuas yang sudah di geprek, dan irian cabe gendot yang digoreng sebentar dengan sedikit minyak (agar rasa pedasnya keluar).

3. Setelah medidih, masukan sayuran berdasarkan urutan tingkat kematangan.

4. Maukkan perasan air santan.

5. Masukkan bumbu ajaib!! (jadi inget Doraemon..)

6. Setelah matang, cek komposisi rasa, kalau sudah OK, masukkan irisan daun bawang.

Nb: dapat disantap oleh 14 orang lebih.

Balado Tongkol

Bahan:

14 potong tongkol digoreng dibalut telur (Rp. 3500,00 per ons)

1 bungkus cabe merah keriting haluskan (Rp. 1.000,00)

4 siung bawang merah iris tipis (persediaan di dapur)

1 buah tomat (dari kulkas asrama)

Garam secukupnya (persediaan di dapur)

Cara membuat:

1. Goreng bawang merah di atas minyak secukupnya sampai harum.

2. Masukkan cabe merah yang telah dihaluskan bersama tomat, masak hingga matang (keluar minyak).

3. Masukkan tongkol, aduk hingga tercampur.

Nb: untuk 14 orang.

Selamat mencoba!!

Kamis, 14 Februari 2008

Kamis Pagi di Asrama

Pintu kamar sudah ada yang mengetuk sebelum alarm handphone berbunyi, tapi mata ini terlalu lelah karena dipaksa menelusuri barisan-barisan huruf buku bersampul merah hingga larut malam. Alih-alih bangkit dan mengambil wudhu, kami berdua kembali terlelap, bermanja-manja dalam talbis iblis. Melewatkan kesempatan untuk berduaan dengan Yang Satu. Ghina dan aku, akhirnya beranjak dari masing-masing tempat tidur saat adzan Shubuh berkumandang, memaksa penghuni asrama untuk memenuhi panggilan-Nya di mesjid Salman. Setelah usrah asrama, kami merencanakan belanja bersama untuk makan malam hari ini. Belanja ke pasar Balubur di pagi hari.

Dengan balutan piyama dibalik jaket dan rok yang kami kenakan, penampilan kami cukup berbaur dengan suasana pasar yang cukup ramai. Mulailah perjuangan pagi itu, pertama-tama kami memilih jongko mana yang beruntung di datangi dua gadis manis (tapi masih bau bantal =P). Sambil menyisir jongko-jongko sepanjang jalan, mataku terkagum-kagum melihat barang dagangan yang super segar. Ikan bandeng dengan ukuran XL, tahu dan tempe (makanan favorit keluarga), dan surawung segar bergelantungan di atap-atap jongko. Akhirnya pilihan kami jatuh pada jongko penjual sayur segar, bahan makanan pokok, dan penjual beras.

Kami tidak menghabiskan waktu terlalu lama di pasar karena bahan makanan yang akan di beli sudah di list, mengasah kemampuan menejerial waktu nih ceritanya. Dari hasil pencatatan virtual, biaya yang dibutuhkan untuk makan malam asrama lebih rendah bila memasak sendiri, jauh lebih murah. Total belanja kami hari ini hanya Rp. 14.200,00 sedangkan bila membeli makan malam minimal kami harus mengeluarkan Rp. 20.000,00 untuk satu asrama. Wow . . saat budgeting pengeluaran asrama bulan depan tampaknya akan bertambah satu item, jalan-jalan bersama (gratis!!).

Selesai belanja, kami sarapan bersama di samping pasar Balubur. Makan bubur yang ternyata hanya mengotori gigi saja, karena pukul 10 pagi perut ini sudah menendang-nendang meminta jatah makan siang. Padahal kami sengaja makan di tempat karena ada bonus kerupuk. Berbeda jika buburnya dibungkus, jatah kerupuknya tidak memuaskan (Jangan heran dengan kemampuan melahap kami ya, santai.. tidak semua akhwat seperti ini kok =P).

Hm.. berakhirlah kegiatan bersama teman sekamarku pagi ini, ba’da Ashar nanti kami akan memasak bersama. Tumis Jamur Kangkung dan Perkedel Jagung akan menjadi santapan malam sederhana tapi istimewa untuk Asrama Putri Salman ITB kamis ini.

By the way, penasaran gak dengan rasa masakan tersebut?

menghapus jejakmu

seperti berjalan di padang pasir
di bawah kilatan cahaya
setelah suara selalu terlihat tinggal
langkah-langkah bertuliskan mimpi
penanda asa terdalam

bukan sekedar terbang ke cakrawala
dan bermain di balik cahaya
ia tumbuh menjadi akar
; menghujam ke dasar
ia laksana air bah
; meluluhlantakkan

menyisakan derasnya kepedihan
dalam doa, dalam mimpi, dalam nadi

maaf

duhai jiwa..
tak pernah ada niat untuk menorehkan tinta sehitam jelaga
tak pernah tersirat untuk melukiskan duka pada mushaf kehidupan
tak pernah terbayang untuk mengkhianati sang pemilik bashirah
walau sudah termaktub di setiap insan
belaian angin mempunyai keterangan
lebih jelas dari embun pagi

pernahkah kau dengar negeri tempat kaki berpijak
tak pernah ada terang karena mentari terhalang malam
dan jika bintang selalu pada singgasana
belai kekerasan hatinya
agar bukan melupakan jejak langkah
tapi menyusun yang terserak sebagai ketetapan
tasbihnya pada Yang Satu

menjauh

putri terlalu muda kemarin
masih hijau untuk membincang tentang kepergian
tapi semesta membuka rahasianya
membisikkan pilihan langkah di persimpangan
betapa nilai kepercayaan memiliki keberartian yang sangat
tak ada penolakan, tak ada kerisauan

dan hanya dengan ijin-Nya
putri pergi untuk kembali

kemari

putri..
cahayamu memudar
ruhmu bersiap meninggalkan kefanaan

jatuhlah, putri..
jatuhlah ke pelukanku
kuberikan warna pada mimpi-mimpimu

jatuhlah, putri..
jatuhlah kepelukanku
kumanjakan surga di pelupuk matamu

duhai jiwa dimana kebaikan berhimpun,
jadilah bidadari surgaku

Kamis, 31 Januari 2008

bukan mawar hitam

panggung kecil itu tidak bernama
lantainya dari kayu jati
sehangat pagi hari, kuat
sewangi embun pagi, nyaman
"ramai", kata penonton di balik topi merah
"kocak!!", seru lelaki berbaju biru
"mm, aku bingung..", gumamnya
apa yang mereka tonton?
putri mendekat,
putri duduk di bangku penonton,
putri..
putri ikut naik ke panggung.
[bermain sandiwara]
dia bingung!
apa yang dia mainkan?
apa..
apa ini cerita tentang keterbukaan?
dimana transfer informasi tak lagi bermembran
tak ada lagi aku dan kamu
apa ini cerita tentang kekuatan berafiliasi?
mengatasnamakan hubungan interpersonal
dalam memaknai setiap aktifitas
putri memang terganggu.
tapi bukan itu yang menyebabkan putri pergi,
sungguh..
dia sangat menikmati kebersamaan disana
setiap rasa adalah kebahagiaan
keterikatan hati yang terinternalisasi
dan kasih sayang mewarnai detik yang ada
: seperti berenang di kolam pelangi
putri meneruskan langkahnya yang terhenti.
tak ada perpisahan,
biar tak ada rasa sakit
biar tetap menyimpan yang tersisa
akhirnya dia paham:
panggung itu bukan mawar hitam

tak perlu ada

menunggu gerhana
dan kata-kata menerawang dibalik jemari
menelusuri huruf demi huruf
mencari pemaknaan
tapi mata terlalu lelah
merah dan sayu dirajang waktu
merambat meninggalkan semua penundaan

hanya bingkai bergantung di dinding
sebatas penanda waktu yang berlari
menyebut dirinya: kenangan

...

memang bukan untuk disesali
karena tak pernah akan kehilangan

saat tersadar:
tidak bisa memiliki
bahkan mendominasi
adalah suatu keniscahyaan
di dunia ini.

menunggu

waktu berjatuhan lemah
seperti gugurnya bunga bungur
di tanah basah sepanjang musim
melantunkan syair tanpa nada
pelan dan perlahan

aku di balik jendela
ditemani hangatnya secangkir coklat dan novel sisa semalam

; selamat datang sia-sia!

kemana?

tinta kehilangan kata dan cara
untuk merangkai rasa
pena ini tergolek; begitu lemah

terkadang gundah
tapi tak tahu kemana arah

terkadang resah
dan tersesat labirin sejarah

tak dapat kembali
untuk sekedar bertanya:
Kaukah yang kutuju, Tuhan?

N G O J E K ?

Salah seorang sahabat bertanya, bagaimana pandangan akhwat ITB terhadap perempuan yang naik ojek? Sayangnya kenalan akhwat ITB beliau terbatas, jadi kena deh.. (Rabb, why me??)

(Akhwat dan perempuan sama saja, perbedaan yang ingin dimunculkan disini hanya bertaraf pada cara berpakaian, tidak ada tendensi untuk memaknai kedua kata itu dengan kaca mata berbeda.)

Akhirnya saya bertanya pada beberapa akhwat, namun karena waktu yang terbatas hanya sempat bertanya pada lima orang akhwat. Sangat tidak representatif tentunya, apalagi jika dibandingkan dengan jumlah akhwat di ITB (Ingin rasanya mengatakan bahwa ini cukup representatif karena variansi akhwat di ITB rendah). Mungkin sebaiknya saya menggunakan metode kuesioner agar dapat memberikan jawaban yang memuaskan. Khawatir terlalu berlebihan, saya urungkan untuk merealisasikan niat itu.

Kelima akhwat itu menjawab, “Boleh asal keadaannya mendesak”. Duh, betul-betul bingung karena tidak satupun yang memberikan jawaban memuaskan tentang keadaan mendesak seperti apa yang akhirnya membolehkan kita untuk berduaan dengan non-mahram di atas motor. Jawaban yang diberikan bernada menguntungkan diri pribadi dan kurang kuat hujjahnya.

Saya menjadi tidak tenang karena belum bisa memberikan jawaban pada teman yang bertanya dan diri pribadi. Untuk memuaskan dahaga akan ilmu (cie..), akhirnya saya bertanya pada Ustad Hervy dan membaca buku-buku yang dapat memberikan referensi (Ust. Hervy, Mas Samsoe, maturnuwun sanget). Alhamdulillah, saya mendapat lebih dari yang dibutuhkan :)

Hal yang ditakutkan ketika berkendaraan dengan motor (ojek) adalah bersentuhannya kulit antara lelaki dengan wanita ajnabiyah (bukan mahram). Yaitu fitnah terbesar bagi lelaki.

"Tidaklah seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang wanita kecuali setan menjadi teman ketiga mereka." (Imam Ahmad).
"Janganlah seorang wanita bepergian jauh kecuali bersama mahramnya." (Muttafaq'alaih).

Berdasarkan hadits diatas, jelaslah bahwa akhwat yang naik motor berdua dengan laki-laki yang bukan mahramnya tidak diperbolehkan (ushul fiqih). Namun, ada beberapa contoh kasus dimana Allah swt memberikan kemudahan pada manusia.

Syariat Islam telah memberikan kemudahan jika menghadapi kondisi darurat dalam hal makanan, minuman, pakaian, perjanjian, dan muamalah.

Landasan pernyataan ini adalah "... tetapi barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al Baqarah:173)
dan penjelasan dari sunnah Nabi saw yang memperbolehkan penggunaan sutera
bagi kaum lelaki setelah beliau mengharamkannya. Riwayat yang menyatakan bahwasanya Abdurrahman bin 'Auf dan Zubair bin 'Awwam sama-sama mengadukan hal mereka kepada Nabi saw bahwa mereka terserang penyakit gatal, kemudian Rasulullah mengijinkan mereka memakai pakaian dari sutera karena adanya kasus tersebut.

Adanya pengakuan terhadap kondisi darurat memungkinkan kita untuk melakukan yang sebelumnya tidak diperbolehkan. Kondisi darurat yang dimaksud disini berdasarkan jarak, keamanan, dan kepentingan yang ingin dicapai (dalam topik ini). Aplikasinya terhadap permasalahan kita di awal : boleh tidaknya perempuan naik ojek adalah saat kita menentukan pilihan saat menghadapinya.

"Mintalah fatwa pada hatimu, kebaikan adalah apa-apa yang menentramkan jiwa sedangkan dosa adalah apa-apa yang mengusik jiwa dan meragukan hati meskipun orang-orang memberi fatwa yang membenarkan." (HR Ahmad)

Tentunya kita meminta fatwa pada hati yang dipenuhi iman dan jangan sekali-kali kita mengkhianati bashirah kita.

Selain itu, harus ada usaha keras untuk terhindar dari berkhalwat sebelum kita mengambil keputusan menaiki ojek tersebut. Contohnya adik Ust. Hervy dan temannya, karena kebutuhan mendesak mereka menggunakan fasilitas ojek. Agar tidak melanggar syariat, beliau meminta ijin agar diperbolehkan menaiki mengendarai motor membonceng temannya, sedangkan kedua supir mengikuti mereka dari belakang.

Takdir itu terdapat di ujung usaha, sudah seharusnya kita menyempurnakan ikhtiar.

Hanya berharap, Allah swt. menurunkan rahmatnya pada salah satu ikhtiar yang diusahakan.

Allahu a'lam bish shawab.

N.B.:
Bila ada kata-kata yang tidak dimengerti, harap mencari definisinya sendiri terlebih dahulu. Insya Allah, lebih banyak pengetahuan yang diperoleh. Saya sangat bersyukur karena Allah swt menakdirkan saya untuk kenal dengan sahabat yang memberikan pertanyaan diatas dan taufik-Nya dalam memahami ilmu yang tiada batas.

Satu lagi, kemudahan terkadang jadi ajang pembenaran untuk keuntungan pribadi. Apa sebaiknya diharamkan saja? (Just asking . . :P )

Referensi:
Al Qur’an serta beberapa buku yang membahas Ushul Fiqh, Fiqh Prioritas, dan Fiqh Kontemporer.