Minggu, 25 Mei 2008

silaturahim untuk melunakkan hati

'ngetik paper topik, ah..', begitu pikirku setelah shalat ashar berjamaah dengan teman-teman asrama putri. cuma jadi pikiran tapi, karena sms reminder dari akh abdur datang. sore ini ada agenda silaturahim asrama ke ibu-ibu dan bapak-bapak yang tinggal di RW kami (asrama salman). pukul 16.15 WIB ditunggu di saung salman, kami (julian, abdur, opoy, dan aku) berangkat bersama. hm..

ini kali pertama aku berkunjung, subhanallah.. banyak hikmah yang kudapat, tentang syukur terutama.

buah tangannya benar-benar buah lho (julian dan abdur yang belanja): pisang, apel, dan melon. keluarga yang kami kunjungi berada pada state ekonomi lemah, menengah ke bawah. rumah dua tingkat mereka yang berukuran 2x3 meter berada tepat di belakang gereja yang letaknya di samping jembatan layang. dinding semennya hanya sebatas dengkul, sisanya triplek saja. ventilasi udara jelas kurang, karena hanya ada satu jendela dan pintu. di salah satu rumah yang kami kunjungi terlihat pemusatan kegiatan di lantai satu: makan, ruang keluarga, dan tempat tidur (ada kasur lipat soalnya). ragam pekerjaan bapak-bapak disana adalah pedagang, penjaga keamanan dan kebersihan, atau bagian delivery. gaji yang kata mereka pas-pasan itu diatur sedemikian sehingga mencukupi kehidupan satu keluarga. subhanallah, survive sekali mereka..

aku yang akhir-akhir ini banyak mengeluh tak banyak bicara saat dihadapkan pada kondisi 'ketidakmampuan'. syukurlah yang senantiasa melintas di pikiran. beristighfar atas lemahnya diri. padahal nikmat-Nya kurasakan setiap detik.

terlupa untuk mengingat siapa pemberi nikmat itu..
terlupa untuk mengucap hamdalah..
terlupa untuk beramal..
terlupa untuk mengoptimalkan diri berdasar pemberian nikmat..

yup, aku terlupa melakukan bentuk-bentuk syukur nikmat. padahal Allah telah menjanjikan pelipatgandaan nikmat, ampunan, keridhaan, dan terhindar dari adzabnya. namun yang terpenting melaksanakan perintah-Nya untuk bersyukur, astaghfirullah.

silaturahmi kali ini..
alhamdulillah..

btw, nampaknya BLT benar-benar berfungsi untuk 'menutup mulut' rakyat kecil. seperti seorang babysitter yang memberikan antimo agar balita yang mereka jaga tidak rewel (mudah-mudahan analogi yang tidak pernah terjadi). salah satu bentuk ketidakdewasaan sesaat atas kepanikan (menejemen panik tea meureun??). balita itu akan terbangun suatu saat nanti, pun juga rakyat kecil. c'mon.. mereka butuh kail, bung!!

2 komentar:

machmoey mengatakan...

Masa ada bayi di kasi antimo, mabok atuh.
Emang perlu yah lihat yg kaya gt ,biar kepekaan dan rasa teh lebih,.dilatih supaya banyak bersyukur.
Emang msh byk ya.

Anonim mengatakan...

yang paling kerasa waktu silaturahmi ke orangtua adik PAA...
aku dan galuh. kami menelusuri gang-gang kecil di sekitar haur pancuh dan langensari. alamat rumahnya ada yang sudah kadaluarsa..jarang sekali kami langsung menemukan rumah mereka sesuai dgn alamatnya..bahkan ada yg tinggalnya di TK (tmpat bpknya bekerja sbg cleaning service)..dan yg paling mengerikan ketika berkunjung ke rmh Iin. kami tanya kanan kiri (krn alamatnya ga jelas) dan trnyata kami kaget krn rumah yg ditunjuk warga adalah sebuah gubuk diantara bangunan beton...Iin hanya tinggal dengan neneknya yg renta. orangtuanya bekerja di luar kota. iin sendiri hiduo dari bibinya. dan iin waktu itu sedang sakit dan harus dioperasi..

pulang dari sana aku dan galuh bnyk istighfar dan mengucap tasbih sambil menangisi hati..